Seminar Internasional untuk Menyerap Ilmu Industri Halal Bersama Mahasiswa Manajemen Universitas Al-Azhar Indonesia

Penulis : Tiara Safira, Mahasiswi Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UAI.

Siapa yang tidak antusias ketika mendapat undangan untuk menghadiri Seminar Internasional di Jakarta Convention Center? Begitu ajakan itu datang, kami, mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Al-Azhar Indonesia, langsung merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Bayangkan saja, berada di ruangan yang sama dengan para pakar industri halal dari berbagai negara, mendengarkan informasi terbaru, dan melihat langsung potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang jauh melampaui sekadar produk makanan halal.

Seminar bertema “Optimizing the Global Halal Industry Ecosystem: Leveraging Research and Innovation for Resilient Economic Growth” ini berhasil memikat perhatian kami sejak awal karena tema besarnya yang sangat relevan dengan saat ini. Selain itu, kegiatan ini juga mampu membuka mata kami tentang industri halal yang sedang berkembang pesat.

Setelah masuk ke ruangan besar yang penuh peserta dari berbagai kalangan, kami mendengarkan dengan seksama dari pembicara pertama, Bapak Riyanto Sofyan selaku Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Beliau mengawali pembahasan dengan evolusi industri halal yang kini mencakup banyak sektor seperti keuangan, pariwisata, hingga gaya hidup. Pernahkah terpikir bahwa industri halal tahun 2022 memiliki nilai fantastis sebesar USD 1,403 miliar? Dan angka ini masih terus tumbuh!

Beliau juga menjelaskan tentang peluang besar Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Hal ini membuat kami termotivasi, terutama saat beliau membahas negara-negara seperti Turki dan Malaysia yang sukses menjadi destinasi wisata halal kelas dunia. Kami langsung membayangkan, “Bagaimana ya jika Indonesia bisa menjadi seperti mereka?”

Tidak berhenti di situ, pembahasan dilanjutkan tentang detail industri halal. Ketika Bapak Irwandi Jaswir selaku Ketua DPW IAEI Malaysia berbicara, kami disadarkan tentang betapa ketatnya standar produk halal. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga proses produksi, setiap tahap harus diawasi dengan cermat dan teliti. Bahkan, konsep halal food chain sebagai rantai pasokan halal ternyata melibatkan pengawasan yang berlapis.

Contohnya, Korea Selatan yang kini memproduksi daging halal untuk memenuhi permintaan global. Bayangkan, negara non-Muslim saja mulai melirik pasar halal! Sebagai mahasiswa manajemen, kami merasa ini adalah wawasan yang sangat berguna, terutama untuk memahami strategi rantai pasok yang menjadi prinsip dasar bisnis halal di masa depan.

Kemudian, sesi pariwisata halal dipaparkan oleh Ibu Laily, Ketua Pariwisata Halal Wilayah DKI Jakarta yang menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal besar untuk menjadi destinasi wisata halal dunia. “Dengan keindahan alam Indonesia dan kuliner lokal yang halal, kita bisa menarik lebih banyak wisatawan Muslim,” katanya. 

Namun, yang paling berkesan adalah saat beliau menjelaskan dampak dari kegiatan ekonomi tersebut. Pengelolaan pariwisata halal ternyata bukan hanya tentang menarik wisatawan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru dan mengangkat ekonomi lokal. Tentu hal ini bisa menjadi dampak yang positif bagi kemajuan ekonomi di Indonesia.

Seminar ini memberikan kami pengalaman yang lebih dari sekadar teori. Ini adalah realitas dunia bisnis halal yang sesungguhnya, dan kami merasa Universitas Al-Azhar Indonesia telah berpartisipasi untuk memberikan kami ilmu yang aplikatif. Universitas Al-Azhar Indonesia menyediakan dua jalur pendidikan untuk jurusan Manajemen yaitu S1 Reguler untuk siswa SMA/SMK dan Kelas Karyawan untuk profesional.

Bagi kami, seminar ini bukan sekadar acara biasa melainkan jalan menuju pemahaman lebih dalam tentang bagaimana industri halal menjadi solusi untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kami pulang dengan penuh semangat dan motivasi baru. Kegiatan ini sangat menginspirasi dan akan menjadi motivasi kami untuk belajar lebih giat lagi.